Saturday, August 16, 2014

The Story of A Sewer Rat: The Pursuit of Food & Love


Terkadang kita merasa kesulitan-kesulitan yang kita alami begitu menyakitkan bahkan tidak dapat diselesaikan.

Begitu pun Fowy, seekor tikus yang tengah membangun rumahnya disebuah rumah kumuh dikawasan dengan tingkat kepadatan tikus serta binatang-binatang melata hingga serangga-serangga kecil yang begitu tidak terhitung banyaknya.
Fowy Bangun hari ini dan mengerjap-ngerjapkan matanya, kelopaknya dipaksakannya untuk membuka lebar-lebar meski hari ini ia amat malas kalau harus bertarung dengan kendaraan-kendaraan menyebalkan dan berisik yang lewat-lewat kerap kali di jalur-jalur menuju tempat ia biasa nongkrong dengan teman-teman tikus lainnya sambil sesekali berlarian untuk mengutil makanan-makanan di pinggir jalan atau bahkan di gubuk-gubuk para penjual makanan.

Ahh... pikirnya hari ini akan cepat saja berlalu sama seperti hari lalu. Tapi hari ini terlalu lelah pikirnya ingin melanjutkan berbaring sejenak. Namun ia menegakkan kepalanya lagi, ia lupa hari ini akan ada pertemuan para pengerja pemburu makanan pinggir got. Hanya saja slalu perkumpulan para tikus got komplek dengan mulut besar mereka berkoar-koar mengenai makanan-makanan mahal dan enak yang mereka selalu katakan tiap saat itu menjengkelkan. Fowy berpikir apakah kalau memakan sampah mahal makan kau akan berubah menjadi seekor tikus berkasta tinggi, ia rasa sama saja namanya saja sampah, ahh dasar tikus-tikus pengerat congkak pikirnya lagi sambil menggaruk-garuk belakang kepala dan perutnya kelaparan sekarang.

Fowy mengangkat tubuhnya dan bergerak keluar sambil mengayunkan kaki-kakinya dengan malas dan menuju pipa air selokan untuk meratakan bulu-bulunya. Terkadang ia berpikir untuk apa sih dia repot-repot meratakannya kan dia tikus yang tinggal dalam got kecil jorok bahkan yang hanya memakan makanan yang keluar di selokan atau entah apa saja yang mengalir ke selokan tempatnya tinggal. Keluarganya sudah turun temurun berada dikawasan kumuh ini, meski waktu itu mereka pernah berpindah-pindah karena sempat terganggu adanya manusia-manusia berseragam yang menggunakan alat-alat mengerikan dan bergetar hebat menghujam rumah-rumah peristirahatan mereka di got-got ini tapi toh akhirnya Fowy dan adik-adik serta sepupu-sepupunya masih bisa kembali lagi kesini dan menetap dengan tentram. Paman=paman dan bibi Fowy telah lama meninggal, para tikus got tidak ada yang dapat hidup lama, mereka tidak memperhatikan makanan yang mereka konsumsi soalnya. Itu tidak jadi masalah, soalnya untuk para tikus got tidak penting hidup terlalu lama, malah memusingkan dan membosankan, mereka harus berbagi kehidupan dengan para manusia yang jijik pada mereka dan senang memburu dan membinasakan mereka adalah hal yang dianggap mulia.

Para manusia tidak pernah tidur di kota para tikus got tempat Fowy tinggal. Fowy pun sudah tidak mempermasalahkan itu meski ia masih slalu menggeleng-gelengkan kepala bersama beberapa tikus lainnya saat mereka melihat beberapa manusia memperlakukan manusia lainnya lebih parah dari yang hewan manapun pernah mereka temui. Manusia tetaplah berada pada puncak rantai makanan, dan para tikus hanyalah hama, apapun alasannya.

Begitulah.
Kecuali seekor tikus putih dengan hidung agak pink yang berada disangkar di sebuah perumahan besar agak jauh dari tempat tinggal Fowy. Ia menemukan tikus putih itu waktu ia pulang dari pertemuan para tikus di tempat yang disediakan tikus-tikus komplek, saat itu ia agak sempoyongan karena makanan kehijau-hijauan yang ditelannya dan berjalan pulang agak berhalusinasi hingga tersasar masuk ke halaman besar sebuah rumah beige dan melihat si tikus berhidung agak pink itu... tikus itu amat menawan hatinya, dan Fowy menatapnya tanpa berkedip lalu pingsan.

Fowy dikagetkan sahabatnya Rider, tikus-tikus bahkan para reptil dan serangga memanggilnya begitu. Rider dinamakan Rider oleh Kakek Buyutnya karena saat ia lahir ia berlari dan berputar-putar bagai gasing sangat cepat dan membuat kakeknya selalu mengangkatnya dan Rider mengendarai tubuh kakeknya itu. Hal itu slalu menjadi cerita lucu yang akan dijadikan bualannya pada para gadis-gadis, Fowy mendengus padanya.
"Apakah kau masih ingin melamunkan si tikus putih pinkies itu ? Lupakan saja sih membosankan, kau tidak dapat kami ajak main nanti karena kerjamu bengong begitu. huh." Rider mendelik-delikan matanya menggoda Fowy yang kesal dikagetkan olehnya.
Fowy membalas kata-kata Rider sambil mendengus lagi kedua kalinya, "Sudah kau jalan saja dan dapatkan makanan yang banyak untuk membuat joke baru mengenai perut gembulmu dan usahamu mencuri makanan-makanan itu pada gadis-gadis lagi sana, karena aku sudah bosan dengan bualan mulut besarmu yang jutaan kali kau ulang-ulang itu, kau tau, sangat membosankan loh." Fowy menjulurkan lidahnya sambil memberikan ekspresi sebal dan berjalan ke depan got lagi.

"Baiklah, tapi kau jangan iri padaku kalau nanti seluruh gadis-gadis dikota ini mencintai aku dan pingsan karena aku yang begitu menawan ini dengan keperkasaannya menemukan tempat penuh makanan-makanan mewah untuk kita semua,"

"Aku tidak peduli, ya kau pergilah dan tutup mulut besarmu sampai kau dapatkan makanan-makanan yang tidak pernah kau dapatkan itu, Ridding." gumam Fowy lagi.
"Awas ya kalau sampai aku bisa mendapatkannya, kau harus mengakui ketampananku loh nanti di depan para gadis-gadis" balas Rider lagi.

"Ya, ya terserah lah, aku tidak peduli"

Rider mulai mengayunkan kaki-kakinya yang berjari-jari hitam panjang itu dengan ekor terseret-seret dibelakangnya pergi melesat dengan sangat cepat ke arah bunyi bising di atas permukiman para tikus got, jalan raya tempat manusia dan benda-benda berat beroda yang sangat bising melintas diatasnya.